Selasa, April 12, 2011

TUGAS REKONSTRUKSI SPI PAI-K

Khusus Anda yang berada di Kelas PAI-K, lakukan rekonstruksi berdasarkan data sejarah Pendidikan Islam Era Abbasiyah tentang persoalan, "Kemunduran sains di Dunia Islam, khususnya di Indonesia"! [tuliskan dalam "komentar"!]

5 komentar:

SEPTI RUSLI (08410262) mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Ratih Syifa' mengatakan...

kemunduran sains di dunia Islam, khususnya di Indonesia merupakan salah satu kerugian besar-besaran yang di alami oleh umat muslim. salah satu penyebabnya adalah adanya dikotomi antara pendidikan Islam dan umum, sebagaimana kita ketahui bahwa sains sangat identik dengan pendidikan umum, padahal dalam Islam sains sudah ada dan dipelajari sejak berabad-abad tahun yang lampau. pada masa Abbasiyah dulu sains pernah berjaya selama sekitar lima abad (abad ke-8 sampai 12)dan bahkan menjadi contoh bagi bangsa lain. begitu majunya sains kala itu sehingga pada jaman tersebut didaulat menjadi masa keemasan umat Islam.Adapun diantara penyebabnya adalah kedekatan umat terhadap Al Qur'an (gravitasi Al Qur'an), terdapatnya jaringan internasional, adanya dukungan ekonomi,dukungan khalifah terhadap patron keilmuan, sikap pluralis, dan proses berfikir filosofis.
jika umat Islam ingin mendapatkan kembali kemajuan sains nya, hendaknya rekonstruksi sejarah sains dalam Islam perlu dilakukan.
Upaya yang dapat ditempuh untuk merealisasikan hal tersebut yaitu:Mengajak para ilmuwan muslim khususnya dan umat muslim pada umumnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Al Qur'an, menafsirkannya, memahaminya benar-benar, mencari keterkaitan isinya dengan sains dan mengontekstualisasikannya dengan zaman sekarang, Al Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang didalamnya berisi ayat-ayat sains yang sangat banyak, diantaranya:al-Baqarah ayat 117,Q.S. Huud ayat 7,Q.S. Al-Anbiya’ ayat 30,Q. S. Qaaf :7,Q. S. Al-Mursalat :27 dan masih banyak lagi. langkah kedua yang bisa ditempuh adalah menjalin hubungan dengan negara lain, membuka dialog antar peradaban sehingga sains akan semakin berkembang dengan belajar dan mempelajari peradaban bangsa lain yang lebih maju. selain itu dukungan ekonomi bagi kemajuan sains perlu digalakkan misalnya adanya alokasi anggaran untuk pembuatan laboratorium sains, pembangunan fasilitas pendidikan biar lebih lengkap, penyediaan dana untuk penelitian2 ilmiah, study banding dan sebagainya. dukungan dari segi ekonomi tersebut tidak lain bisa terlaksana karena adanya dukungan pemerintah terhadap ilmu dan keilmuan. tak pelak lagi bahwa pemerintahlah yang membuat kebijakan2 dalam pendidikan dan kebijakan dalam penggunaan alokasi anggaran keuangan negara.jika pemerintah betul-betul 'concern' terhadap bidang ilmu pengetahuan, niscaya kemajuan sains akan menjadi suatu hal yang sangat mungkin.Proses berfikir filosofis juga merupakan salah satu hal yang penting bagi kemajuan sains, dengan berfikir filosofis, permasalahan yang ada dan yang timbul akan dilihat secara lebih mendalam dan mendasar, tidak hanya permukaannya saja secara kasat mata, sehingga penyelesaian yang diambil benar2 bisa baik bagi semuanya tanpa mengabaikan ssuatu apapun. terakhir dan yang paling penting, sikap mau menerima, menjaga, dan menghormati perbedaan dan keanekaragaman merupakan modal paling ampuh untuk mengejar ketertinggalam umat Islam dalam dunia sains. Dengan sikap pluralis, penghargaan terhadap perbedaan merupakan syarat mutlak.Alloh SWT berfirman dalam QS. 11 ayat 118: Seandainya Tuhan menghendaki niscaya Dia menjadikan manusia satu umat (tetapi Tuhan tidak menghendaki itu) sehingga mereka akan terus menerus berbeda pendapat.dari ayat tsb dapat dopahami bahwa keberagaman dan perbedaan merupakan sunatulloh, sehingga kita tidak boleh memaksakan keinginan kita kepada orang lain, bahkan perbedaan tersebut bagaimana caranya agar bisa dikelola untuk kemajuan sains, misalnya bekerjasama dengan orang non Islam, orang dari suku lain, dari para ahli bidang keilmuan sehingga dapat terintegrasi interkoneksi dsb.
so, try for the golden era of Islam we can accomplish again !!!

From Ratih Wijayanti 08410004K

misslucky-chan mengatakan...

setuju banget sama mbak ratih...
saya mau nambahin dikit...
Menurut saya, kemunduran umat Islam saat ini, selain karena dikotomi Ilmu pengetahuan, juga disebabkan karena umat Islam terlena dan terlalu sombong bahwa mereka adalah umat terbaik di dunia dan akan masuk surga. Kesombongan ini membuat umat Islam sedikit demi sedikit menjauh dari Al-Qur'an dan Hadits.

Sementara kita terlena dan berhenti belajar, umat lain belajar lebih giat dan menyalip peradaban Islam. Mereka menjadi beberapa langkah lebih maju dan umat Islam sekarang justru hanya dapat mengekor dan memanfaatkan teknologi mereka.

Sekarang kita melihat Barat lebih maju. Sedikit demi sedikit generasi muda kita mengagumi mereka dan meniru budaya mereka. Maka semakin jauh pula Al Qur'an ditinggalkan. Bukannya dengan mengikut mereka kita semakin maju, justru dengan demikian kita semakin mundur dan terombang-ambing oleh perubahan zaman. Karena landasan mereka masih ada kelemahan. Setidaknya, mereka mengetahui segala sesuatu karena akal mereka sendiri. Sedangkan Islam, idealnya lebih hidup dan bermakna sebab berasal dari wahyu.

solusi: marilah kembali kepada Al-Qur'an dan hadis. Bacalah, pahami dan lakukan. kaji ilmu pengetahuan di sekitar kita. sesungguhnya Al-Qur'an memerintahkan kita untuk berpikir mengenai kejadian alam semesta ini. Oleh karena itu, wahai generasi muda, mari kita mengkaji ilmu pengetahuan. Saya yakin, dengan kembali kepada Al-Quran, umat Islam akan jaya kembali.
Jayani. 08410003-K

minariyahyusuf mengatakan...

Nama : Siti Minariyah
NIM : 08410192
Kls : PAI-K
Rekonstruksi “Kemunduran Sains Dalam Islam”
Jika dikaji dan ditelusuri dengan teliti, faktor-faktor yang mendorong kemajuan sains di dunia Islam pada masa dinasti abbasiyah ada lima. Pertama, berkat kesungguhan dalam mengimani dan mempraktekkan ajaran Islam secara seimbang sebagaimana tertuang dalam al-Qur’an dan Sunnah. Pada akhirnya kesungguhan itu, berhasil menciptakan cendekiawan muslim yang tangguh, potensial, unggul, dan prestatif. Kedua, adanya motivasi agama. Motivasi ini didasarkan pada tuntunan ajaran agama, yang mewajibakan ummatnya untuk menuntut ilmu pengetahuan sampai ke negeri Cina sekalipun. Motivasi pencarian ilmu dimulai dari hadits-hadits seperti “Mencari ilmu itu hukumnya fardhu atas muslim laki-laki dan muslim perempuan”, “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahad”, “Carilah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina”. Konsep ajaran inilah, yang semakin memberikan dorongan moril dan semangat yang berlipat ganda dari kaum muslimin untuk belajar dengan tekun demi membangun peradaban Islam yang gemilang. Ketiga, adalah faktor sosial politik. Faktor ini juga memberikan dorongan bagi ummat Islam untuk berjuang demi menegakkan keadilan sosial dan ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga tercipta suasana kondusif yang terjadi antara sesama. Keempat, faktor ekonomi. Perlu disadari, bahwa masa lalu adalah seperti masa kelam yang tidak jelas masa depannya atau kebahagian dalam hidupnya. Untuk itulah, ummat Islam semakin terdorong untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal sampai mencapai kesejahteraan hidup yang diharapkan. Kelima, dukungan dari penguasa. Dukungan ini memberikan secercah harapan bagi ummat Islam terus berjuang ditengah himpitan kehidupan yang semakin menantang dan menuntut untuk menghadapi semua tantangan tersebut, termasuk tantangan untuk memajukan sains dan teknologi.
Pada realita yang ada khususnya di Indonesia yang terjadi adalah kemunduran sains dalam islam itu sendiri, dimana perjalanan sains dalam dunia Islam seolah-olah mendadak berhenti tanpa menghasilkan revolusi sains yang berarti bagi kehidupan manusia, ini disebabkan karena kebanyakan muslim sudah terlalu berbangga dan merasa nyaman dengan kejayaan islam masa lalu sehingga terlena dan tak menyadari bahwa kita telah tertinggal jauh oleh kemajuan iptek barat yang maju pesat.
Sikap seperti ini sangat disayangkan sekali, seharusnya justru dengan kejayaan yang pernah diraih, umat islam dari berbagai kalangan dengan karya-karyanya mampu membuktikan bahwa sains Islam mengalami perubahan dan kemajuan kembali sebagaimana pada masa lampau. Hal ini dapat dilakukan dengan pertama; kembali mengkaji Al-Quran secara mendalam, mengimplementasikan dalam kehidupan secara seimbang sesuai dengan islam sebagai rahmatan lil alamin. Kedua; menanamkan cara berfikir secara filososfis, menyikapi segala sesuatu secara menyeluruh dari berbagai aspek. Ketiga; mengembangkan jaringan internasional, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memajukan sains.
Secara keseluruhan upaya-upaya tersebut akan berhasil dengan dukungan berbagai pihak, baik pemerintah dengan kebijakan-kebijakannya maupun masyarakat sendiri.

Nicko mengatakan...

Jasa mengurus blog klik DISINI