Selasa, April 12, 2011

TUGAS REKONSTRUKSI SPI PAI-C

Khusus Anda yang berada di Kelas PAI-C, lakukan rekonstruksi berdasarkan data sejarah Pendidikan Islam Era Abbasiyah tentang persoalan, "Peran pendidikan terkait dengan berbagai kasus kerusuhan bernuansa agama"! [tuliskan dalam "komentar"!]

10 komentar:

Unknown mengatakan...

Nurul Sinta Lasmi
PAI C
08410111

Menurut saya pada zaman Abbasiyah pendidikan sangat diperhatikan khusus oleh pemerintah. hal tersebut dibuktikan dengan:
etiviti para ulama
-Usaha dan gerakan para khalifah
-Aktivitas penterjemahan pelbagai ilmu
-Kestabilan politik dan keuangan kerajaan abbasaiyah
-Dasar kerajaan abbasiyah yang memberi keutamaan kepada ilmu pengetahuan
-Mewujudan prasarana pendidikan yang baik
Dengan demikian pendidikan tumbuh secara sistematis dan memunculkan banyak pengetahuan terutama pengetahuan agama. Pada zaman Abbasiyah masjid-masjid digunakan sebagai tempat sharing agama. Oleh karena itu, kebenaran agama yang hakiki dapat ditemukan di halaqah-halaqah ini.
Keadaan pemerintahan yang stabil juga mempengaruhi stabilitas politik masyarakatnya. Oleh karena itu, banyak pemerontakan-pemberontakan yang tidak terlalu mencuat di masa Abbasiyah.
Berdasarkan paparan diatas sebaiknya di dalam pendidikan kita digalakkan adanya keuniversalan dalam mempelajari ilmu agama. Pengadaan halaqah, seminar, dan berbagai kegiatan yang mendukung terciptanya masyarakat agama yang tidak fundamental.
Kita sebagai calon guru PAI, hendaknya memberikan pengajaran agama secara multikultural dan universal. Dengan pengajaran agama secara multikultural dan universal akan meminimalisasi terciptanya peserta didik yang memiliki pandangan sempit tentang agama. Selain itu sistem pengajaran secara multikultural dan universal akan memberikan dampat terciptanya masyarakat yang menghargai segala perbedaan pandangan agama dan implentasi agamanya dalam kehidupan sehari-hari.

FITRI mengatakan...

nama : supitri okfia
nim : 08410101

islam mengalami masa kemajuan dalam bidang pendidikan, terutama pada masa abbasiyah.
pada saat itu, mayoritas umat muslim sudah bisa membaca, menulis dan memahami Al-Qur'an dengan baik.
jika di kaitkan dengan permasalahan yang belum lama ini terjadi seperti bom bunuh diri di cirebon jawa barat, kasus ini mengatasnamakan agama yaitu islam yang sering disinggung dalam masalah ini. karena salah dalam mengartikan arti jihad.
jika direkonstruksi
sesuai dengan pasal 29 ayat 1
negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
dalam pasal tersebut sudah jelas bahwa setiap orang berhak untuk memepercayai keyakinannya masing-masing. dan dalam Al-Qur'an pun banyak ayat yang menjelaskan tentang toleransi. salah satunya dalam surat al-mumtahanah ayat 8.
karena pada dasarnya setiap agama mengajarkan pada kebaikan(kedamaian). dan tidak mungkin agama mengajarkan seseorang pada perbuatan jahat.
pada masa abbasiyah pun orang-orang non muslim pun sudah di perbolehkannya masuk di dalam pemerintahannya.
bisa di tarik kesimpulan bahwa pendidikan yang benar akan mengarahkan sesorang pada perbuatan yang baik.
jika ingin suatu negara maju dengan baik maka perbaikilah pendidikannya. dengan pendidikan seorang akan mampu membedakan mana yang baik dan buruk, benar dan salah. semua kembali pada diri masing-masing.
dan berikanlah contoh yang baik.

langit_biru mengatakan...

Wahyuni 08410004
Pada era bani abasiyah adalah masa kemasan peradaban islam....ilmu pengetahuan maju dengan sangat pesatsekali.jika dibandingkan antara masa bani abasiyah dengan keadaan sekarang di indonesia sangan jauh sekali.jika pada masa abasiyah banyak anak-anak yang pergi kepusat kota untuk menuntut ilmu pengetahuan di indonesia jga demikian namun yang menjadi perbedaan adalah cara pandang dalam mencari ilmu. terkait dengan minat membaca di indonesia memang sangat rendah sekali....yang harus kita lakukan adalah membaca buku yang ringan contohnya komik untuk menarik minat baca kita dan buku-buku yang sekiranya menarik untuk dibaca. Mungkin itu salah satu cara yang bisa dilakukan utuk meninhkatkan minat belajar di indoenesia.

ismi khasanah mengatakan...

Ismi Khasanah (08410099)
PAI C

Dalam rentangan sejarah panjang peradaban islam, tampilnya Daulah Abbasyiah sebagai pemegang kekhalifahan yang menggantikan Daulah Umayyah, ternyata membawa corak baru dalam budaya islam, terutama dalam bidang pendidikan. Dengan dipindahkan ibu kota pemerintahan dari damaskus ke baghdad merupakan awal dari perubahan yang terjadi pada masa dinasti Abbasyiah. Pada permulaan masa Abbasyiah, pendidikan dan pengajaran berkembang amat pesat di seluruh negara islam sehingga lahirlah sekolah-sekolah yang tak terhitung banyaknya, tersebar dari kota-kota sampai desa-desa. Seiring dengan perjalanan waktu dan adanya pergantian kholifah dari satu kholifah ke kholifah berikutnya. Pada zaman i i juga mengalami banyak zaman keemasan, zaman keemasan Abbasyiah, antara lain keberhasilannya dalam memperluas wilayah kekuasaan. Disamping dikenal dekat dengan ulama’ dan bahkan turut berfatwa atau berijtihad, juga merupakan pemimpin seluruh peperangan yang ada. Pemerintahan pada zaman ini relatif stabil sehingga mempengaruhi stabilitas politik pada zaman ini. Dengan stabilnya keadaan politik kedaan masyarakat aman, makmur dan sentosa. Berbeda jauh dengan keadaan atau kondisi yang terjadi di Indonesia banyak kerusuhan yang terjadi sehingga merusak ketenangan di dalam negrii. Bisa kita lihat beberapa tahun terakhir ini adanya kasus terorisme yang melenda negri ini yang mengatas namakan islam, dan belum lama ini kita dengar berita ada seorang pemuda yang melakukan aksi bom bunuh diri ketika sholat jum’at di masjid. Semua itu karena salah pemahaman atau penafsiran terhadap “JIHAD” fi sabilillah (jihad di jalan Allah SWT).

GANJAR HUSODO mengatakan...

Masa pemerintahan abasiyyah dekenal dengan masa keemasan, karena ilmu pengetahuan dan sains pada masa itu berkembang sangat pesat, Hal itu terbukti munculnya para ilmuwan seperti Al-khawarizmi (ahli ilmu matematik), ibnu sina (ahli ilmu kedokteran. selain itu penyebab kemajuan ilmu pengetahuan pada masa itu, karena adanya jalinan hubungan internasional, dalam mempelajari ilmu pengetahuan secara terbuka dan plural.
Pemerintah Sangat memperhatikan pendidikan dan mendukung perkembangan ilmu pengetahuan secara global, tidak membeda-bedakan agama, jadi pada masa itu tidak ada islamisasi dalam ilmu pengetahuan. selain itu baik agama nasrani maupun agama islam saling mengembangkan ilmu pengetahuan secara berdampingan tidak membeda-bedakan agama sehingga pada masa itu jarang terjadi perselisihan dan kerusuhan, karena perbedaan agama.
Pada masa Abasiyyah banyak orang non islam yang dimasukan dalam pemerintahan. hal itu membuktikan bahwa pada masa itu sangat menjunjung pluralitas beragama.
Berpeda dengan apa yang terjadi di Indonesia banyak isu-isu bom bunuh diri atas nama agama, kekerasan dalam antar agama, membuktikan bahwa pendidikan di indonesia sangat kurang memahami arti kedamaian .
Berdasarkan data diatas, seharusnya sistem pendidikan yang ada di Indonesia harus bisa merubah paradigm pendidikan yang berpandangan fundamental dan sempit dalam memahami agama. Selain itu diadakannya seminar-seminar tentang pemahaman pluralitas agama, dan aktifitas-aktifitas yang mengarah kepada terciptanya masyarakat yang damai dan tidak sempit dalam memahami agama.
Selain itu seharusnya pendidikan di Indonesia dapat mencetak calon-calon guru yang dapat mengajarkan arti penting multicultural dan multireligiusitas kepada peserta didik, sehingga dapat memberikan pemahaman agama yang tidak fundamental dan sempit, dan akhirnya dapat tercipta peserta didik yang menghargai dan menghormati perbedaan agama. Maka tidak ada lagi aksi-aksi bom bunuh diri di jawa barat.

GANJAR HUSODO mengatakan...

Nama: Nurjanah Wijayanti
NIM: 08410120
Prodi: PAI-C
Masa pemerintahan abasiyyah dekenal dengan masa keemasan, karena ilmu pengetahuan dan sains pada masa itu berkembang sangat pesat, Hal itu terbukti munculnya para ilmuwan seperti Al-khawarizmi (ahli ilmu matematik), ibnu sina (ahli ilmu kedokteran. selain itu penyebab kemajuan ilmu pengetahuan pada masa itu, karena adanya jalinan hubungan internasional, dalam mempelajari ilmu pengetahuan secara terbuka dan plural.
Pemerintah Sangat memperhatikan pendidikan dan mendukung perkembangan ilmu pengetahuan secara global, tidak membeda-bedakan agama, jadi pada masa itu tidak ada islamisasi dalam ilmu pengetahuan. selain itu baik agama nasrani maupun agama islam saling mengembangkan ilmu pengetahuan secara berdampingan tidak membeda-bedakan agama sehingga pada masa itu jarang terjadi perselisihan dan kerusuhan, karena perbedaan agama.
Pada masa Abasiyyah banyak orang non islam yang dimasukan dalam pemerintahan. hal itu membuktikan bahwa pada masa itu sangat menjunjung pluralitas beragama.
Berpeda dengan apa yang terjadi di Indonesia banyak isu-isu bom bunuh diri atas nama agama, kekerasan dalam antar agama, membuktikan bahwa pendidikan di indonesia sangat kurang memahami arti kedamaian .
Berdasarkan data diatas, seharusnya sistem pendidikan yang ada di Indonesia harus bisa merubah paradigm pendidikan yang berpandangan fundamental dan sempit dalam memahami agama. Selain itu diadakannya seminar-seminar tentang pemahaman pluralitas agama, dan aktifitas-aktifitas yang mengarah kepada terciptanya masyarakat yang damai dan tidak sempit dalam memahami agama.
Selain itu seharusnya pendidikan di Indonesia dapat mencetak calon-calon guru yang dapat mengajarkan arti penting multicultural dan multireligiusitas kepada peserta didik, sehingga dapat memberikan pemahaman agama yang tidak fundamental dan sempit, dan akhirnya dapat tercipta peserta didik yang menghargai dan menghormati perbedaan agama. Maka tidak ada lagi aksi-aksi bom bunuh diri di jawa barat.

GANJAR HUSODO mengatakan...

Ganjar Sri Husodo
08410102
Masa Abbasiyah adalah masa kejayaan islam, hal ini karena pada masa itu ilmu pengetahuan berkembang pesat. Banyak ilmuan islam yang lahir pada masa itu. Berkembangnya ilmu pengetahuan tidak lain karena pemerintahanya yang patron terhadap ilmu. Sehingga kebijakan-kebijakannya selalu mendukung perkembangan ilmu dan memacu pertumbuhan ilmu. Selain itu pemerintaha Abbasiyah juga membuka humbungan internasional agar memperbanyak relasi dan mempermudah ilmu dari luar masuk ke dalam. Dengan hubungan internasional Abbasiyah dengan mudah mengakses ilmu dan menerjemahkan ilmu (buku) dari bahasa asing ke bahasa Arab. Akan tetapi hal itu belum cukup tanpa adanya sikap atau paham plural yang berkembang pada masa itu. Yaitu sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan yang ada. Sikap plural inilah yang menjadi pondasi utama berkembangnya ilmu pengetahuan pada masa itu. Sehingga semua sadar akan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak saling menyalahkan atau tidak merasa benar sendiri. Masyarakat benar-benar padu untuk tujuan yang satu yaitu Tolabul Ilmi.
Apabila hal ini dapat ditiru dan diterapkan di Indonesia tentunya tidak ada lagi kasus kekerasan mengatasnamakan agama yang sekarang marak terjadi. Bahkan tak cuma itu, kemungkinan besar Indonesia akan mendapatkan kembali predikat yang dulu perah melekat yaitu negara yang sopan, ramah tamah yang unggah-ungguh. Jadi dalam suatu negara yang punya cita-cita mewujudkan perdamaian dunia sikap plural mutlak perlu.

Rizki Ramadhani, S.Pd.I mengatakan...

Rizki Ramadhani
PAI C
08410117
Presensi No. 8

Pendidikan Islam mengalami puncak kejayaan pada masa dinasti Abbasiyah. Pada era ini umat Islam jauh melampaui peradaban Barat baik itu dari sisi militer maupun pendidikannya. Disamping mendukung secara penuh perkembangan ilmu pengetahuan pemerintah Abbasiyah juga mendukung kerukunan umat agamanya. walaupun kekuasaanya mayoritas umat muslim tetapi khalifah tidak memaksa umat lain untuk memeluk Islam secara paksa, sehingga terciptalah kerukunan umat beragama. Rekonstruksinya apabila dikaitkan dengan keindonesiaan adalah seharusnya pemerintah Indonesia mampu menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk mempersatukan dan menciptakan perdamaian antar umat agama yang majemuk dan plural.

Unknown mengatakan...

tes tes

Unknown mengatakan...

tes tes