Minggu, Februari 10, 2008

SAP PGMI

COURSE DESIGN
PROGRAM PENDALAMAN ISLAM

Ranah Integrasi-Interkoneksi:
a. Filosofis: mata kuliah ini memberikan arah tentang paradigma integrasi-interkoneksi dalam pengkajian Islam sebagaimana tergambar dalam jaring laba-laba; bahwa yang menjadi sumber semua aktifitas keilmuan Islam adalah al-Qur'an dan al-Sunnah. Kedua sumber ini menjadi pedoman dan inspirasi dalam semua aspek dalam Islam yang memadukan ranah kognitif (ilmu), iman (afektif) dan psikomotorik (amal) secara integratif.
b. Materi: secara umum mata kuliah ini akan membicarakan berbagai aspek dari ajaran Islam. Kesemua aspek itu dikaji untuk mencapai misi Islam rahmatan lil-'alamin. Adapun di antara aspek-aspek tersebut adalah dimensi eksoterik Islam, dimensi esoterik Islam, lingkungan, sains, pendidikan, ekonomi, civil society, perempuan dan historisitas Islam. Materi-materi itu merupakan penjabaran dari Islam universal yang membawa pencerahan dan kedamaian bagi seluruh alam.
c. Proses integrasi-interkoneksi: proses kajian yang akan ditempuh dalam proses integrasi-interkoneksi pada mata kuliah ini mencakup tiga model yaitu informatif, konfirmatif dan korektif. Model informatif yaitu pembahasan tema-tema dalam mata kuliah Pendalaman Agama Islam ini akan diperkaya dengan informasi dari disiplin ilmu lain terutama dari disiplin studi Islam. Konfirmatif yaitu pembahasan tema-tema dalam mata kuliah ini akan dipertegas dan dipertajam dengan tinjauan dari berbagai subyek kajian dalam beberapa mata kuliah yang masuk dalam kategori sebagai pendukung integrasi-interkoneksi. Model kajian korektif yaitu pembahasan tema-tema dalam mata kuliah ini akan dikonfrontir dengan kenyataan di lapangan melalui diskusi dan kodifikasi konteks realitas.

Deskripsi Mata Kuliah:
Pendalaman Agama Islam merupakan kelanjutan dari mata kuliah Pengantar Studi Islam. Melalui mata kuliah ini mahasiswa akan mempelajari tentang berbagai aspek dari ajaran Islam dalam memberikan alternatif pemecahan realitas melalui paradigma integratif-interkonektif. Islam yang bersumber dari dua ajaran pokok ketika menyejarah cukup dinamis, sebab hal ini sangat dipengaruhi oleh umat Islam yang mempunyai tingkat pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan konteks sosial-budaya beragam. Untuk itu, hal ini perlu dipelajari untuk menunjukkan betapa universalnya agama Islam dan perlunya memahami Islam dari berbagai sudut pandang. Bahwa agama Islam muncul untuk memberikan pedoman hidup bagi manusia dan memberikan alternatif pemecahan terhadap berbagai problem realitas. Hal ini terwujud dalam semua bidang kehidupan seperti sains, pendidikan, ekonomi, budaya, lingkungan, dan pemberdayaan perempuan.

Standar KompetensiMahasiswa mampu memahami Islam dalam berbagai dimensinya dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Aspek Penilaian
Ujian Tengah Semester 25 %
Ujian Akhir Semester 25 %
Tugas Mandiri/Kolektif 25 %
Keaktifan Mahasiswa 25 %
Total 100 %

Rincian Materi:
1. Pengertian Islam rahmatan lil-'alamin
2. Dimensi Agama Islam
3. Kesalihan individual dan sosial
4. Dimensi eksoterik Islam
5. Dimensi esoterik Islam
6. Islam dalam lintasan sejarah
7. Sains dalam Islam
8. Pendidikan dalam Islam
9. Civil society dalam Islam
10. Ekonomi dalam Islam
11. Pemberdayaan perem-puan dalam Islam
12. Islam dan alam semesta
13. Islam di Indonesia

  1. Daftar Referensi:
    Wajib
    A. Mukti Ali, Metode Memahami Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1991.
    Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Logos, 1998.
    Ahmad Syafii Ma’arif, “Posisi Sentral Al-Qur’an dalam Studi Islam,” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed.), Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.
    Anthony H. Johns, Qur’anic Exegesis in the Malay World: In Search of a Profile: 257-287.
    Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1999.
    Farid Esack, Qur’an, Liberation and Pluralism, Oxford: Oneworld, 1997.
    Fazlur Rahman, Islam, terj. Ahsin Mohammad, Bandung: Pustaka, 1994.
    Harun Nasution, Islam Rasional, Bandung: Mizan, 1995.
    Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Bandung: Mizan, 1991.
    Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
    M. Amin Abdullah, Studi Agama: Normatifitas atau Historisitas?, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
    Mohammad Quraish Shihab, “Posisi Sentral Al-Qur’an dalam Studi Islam,” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed.), Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.
    Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed.), Metodologi Penelitian Agama: Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.

    Anjuran
    Ahmad Syafii Mufid, “Penelitian Agama: Hakekat, Metode dan Kegunaannya,” dalam Affandi Mochtar (peny.), Menuju Penelitian Keagamaan dalam Perspektif Penelitian Sosial, Cirebon: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati, 1996: 31-42.
    Andrew Rippin, “Literary Analysis of Qur’an, Tafsir, and Sira: The Methodologies of John Wansbrough,” dalam Richard C. Martin (ed.), Approaches to Islam in Religious Studies, Tucson: The University of Arizona Press, 1985: 151-163.
    Azim Nanji, “Toward a Hermeneutic of Qur’anic and Other Narratives of Isma’ili Thought,” dalam Richard C. Martin (ed.), Approaches to Islam in Religious Studies: 164-174.
    B. Todd Lawson, “Akhbari Shii Approaches to Tafsir,” dalam G.R. Hawting and Abdul-Kader A. Shareef (ed.), Approaches to the Qur’an, London and New York: Routledge, 1993: 173-210.
    Deliar Noer, “Diperlukan Pendekatan Bukan Barat Terhadap Kajian Masyarakat Indonesia,” dalam Mulyanto Sumardi (ed.), Penelitian Agama Masalah dan Pemikiran: 31-49.
    Fazlur Rahman, “Approaches to Islam in Religious Studies: Review Essay,” dalam Richard C. Martin (ed.), Approaches to Islam in Religious Studies, USA: The University of Arizona Press, 1985: 189-201.
    Fazlur Rahman, “Some Recent Books on the Qur’an by Western Authors,” dalam The Journal of Religion: 73-95.
    Howard M. Federspiel, (ed.), An Anthology of Islamic Studies, Volume II, Montreal: McGill Institute of Islamic Studies, 1996: 1-5.
    Ismail K. Poonawala, “Muhammad ‘Izzat Darwaza’s Principles of Modern Exegesis: A Contribution toward Qur’anic Hermeneutics,” dalam G.R. Hawting and Abdul-Kader A. Shareef (ed.), Approaches to the Qur’an: 225-246.
    Issa J. Boullata, (ed.), An Anthology of Islamic Studies, Montreal: McGill Indonesian IAIN Development Project, 1992: 1-6.
    Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, Bandung: Mizan, 1997.
    Kuntowijoyo, Muslim tanpa Masjid, Bnadung: Mizan, 2001.
    M. Amin Abdullah, “Rekonstruksi Metodologi Studi Agama dalam Masyarakat Multikultural dan Multirelijius,” dalam Ahmad Norma Permata, Metodologi Studi Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
    M. Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
    M. Atho’ Mudzhar, “Penelitian Agama dan Keagamaan: Peta dan Strategi Penelitian di IAIN,” dalam Affandi Mochtar (peny.), Menuju Penelitian Keagamaan dalam Perspektif Penelitian Sosial, Cirebon: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati, 1996: 1-30.
    M.A.S. Abdel Haleem, “Content and Internal Relationship: Keys to Qur’anic Exegesis,” dalam G.R. Hawting and Abdul-Kader A. Shareef (ed.), Approaches to the Qur’an: 71-98.
    Moch. Nur Ichwan, “Beyond Ideological Interpretation: Nasr Abu Zayd’s Theory of Qur’anic Hermeneutic,” dalam Al-Jami’ah, No. 65/XII/2000: 14-38.
    Mohammad Nur Kholis Setiawan, “Literary Interpretation of the Qur’an: A Study of Amin al-Khuli’s Thought,” dalam Al-Jami’ah, No. 61/1998: 89-105.
    Mohammad Quraish Shihab, “Posisi Sentral Al-Qur’an dalam Studi Islam,” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed.), Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991: 135-148.
    Muhammad Abdul Rauf, “Outsiders’ Interpretations of Islam: A Muslim’s Point of View,” dalam Richard C. Martin (ed.), Approaches to Islam in Religious Studies, USA: The University of Arizona Press, 1985: 179-188.
    Mulyanto Sumardi, (ed.), Penelitian Agama Masalah dan Pemikiran, Jakarta: Sinar Harapan, 1981: 1-6
    Muqowim, “Kenabian dalam al-Qur’an,” dalam Jurnal Dakwah, No. 3 Th. II Juli-Desember 2001: 113-129.
    Mustansir Mir, “The Sura as a Unity: A Twentieth Century Development in Qur’an Exegesis,” dalam G.R. Hawting and Abdul-Kader A. Shareef (ed.), Approaches to the Qur’an: 211-224.
    Norman Calder, “Tafsir from Tabari to Ibn Kathir: Problems in the Description of a Genre, Illustrated with Reference to the Story of Abraham,” dalam G.R. Hawting and Abdul-Kader A. Shareef (ed.), Approaches to the Qur’an: 101-140.
    Richard C. Martin, “Islam and Religious Studies: An Introductory Essay,” dalam Richard C. Martin (ed.), Approaches to Islam in Religious Studies, USA: The University of Arizona Press, 1985: 1-18.
    Sa’ad Abdul Wahid, “Tarjamat Ma’ani al-Qur’an al-Karim wa Tatawwuruha,” dalam Al-Jami’ah, Vol. 38, No. 2, 2000: 452-475.
    Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed.), Metodologi Penelitian Agama: Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991: xi-xvi.
    William A. Graham, “Qur’an as Spoken Word: An Islamic Contribution to the Understanding of Scripture,” dalam Richard C. Martin (ed.), Approaches to Islam in Religious Studies: 23-40.

Tidak ada komentar: