Minggu, April 19, 2009

TUGAS MATAKULIAH PPK [KELAS PGMI A]

ISLAM DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI

Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Memberi lebih baik daripada menerima. Hadis ini seharusnya mendorong umat Islam untuk lebih giat bekerja agar dapat membantu sesama manusia yang lebih membutuhkan. Namun, kenyataannya banyak umat Islam yang masih dalam posisi selalu menerima [meminta], bukan memberi. Menurut Anda, apa yang menyebabkan umat Islam tidak mempunyai etos kerja tinggi sehingga selalu tergantung pada orang lain?

46 komentar:

RIFKI_NK mengatakan...

Nama : RIFKI NOVIA KURNIA
NIM : 08480003
Kelas: PGMI A

Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Hadis ini menerangkan untuk saling tolong menolong sesama manusia. Yang kuat membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin dan yang pintar mengajari yang awam, sehingga terciptalah hubungan yang penuh kasih dan sayang antara umat manusia ciptaan Allah.
Yang dimaksud dengan "tangan di atas lebih baik" bukanlah secara otomatis orang yang melakukannya tapi adalah "perbuatannya" itu. Bahwa perbuatan memberi itu jauh lebih baik dari menerima, Sedangkan kemuliaan manusia tergantung kepada "taqwanya" orang itu. Tapi paling tidak dengan peduli dan memberi sang "tangan di atas" sudah menunjukkan ketaqwaanya.
Maka tidaklah pantas jika seseorang setelah melakukan "tangan diatas" lantas menjadi riya dan merasa diri lebih mulia. Sebagai contoh jika seorang anak memberi uang kepada ibunya, lalu apakah langsung si anak menjadi lebih mulia dari pada ibunya? tentu tidak.
Pada hadis yang lain disampaikan bahwa "jika tangan kanan memberi maka tangan kiri tidak perlu tahu" biarlah Allah saja yang tahu dan semoga dijadikan sebagai ibadah sehingga Allah menjadi Ridha pada sang "tangan diatas".

Adapun hadist lain yang menjelaskan adalah :
Sabda Rasulullah Muhammad SAW, dari Hadits Riwayat Abu Hurairah: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh, jika salah seorang di antara kalian berangkat pagi untuk mencari kayu yang ia panggul di atas punggungnya, lalu ia menyedekahkannya dan tidak memerlukan pemberian manusia; maka itu adalah lebih baik daripada ia meminta kepada seseorang, baik orang lain itu memberinya ataupun tidak. Karena, tangan yang di atas (yang memberi) lebih utama daripada tangan yang di bawah (yang menerima). Dan mulailah dengan orang yang engkau tanggung”.

Namun pada kenyataannya di masyarakat, mereka tidak mau menggubris hadist tersebut, mereka hanya mau menerima dari pada memberikan sesuatu kepada orang lain dan tidak mau bekerja keras, mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada mengedepankan kepentingan umum.

Desiana Intan mengatakan...

Dalam hadis disebutkan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah, ini berarti memberi lebih baik daripada menerima. Tetapi pada kenyataannya kebanyakan umat Islam hanya mau menerima tetapi susah untuk memberi.
Menurut pendapat saya, hal ini dikarenakan Umat Islam belum menyadari bahwa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hiduptanpa bantuan dari orang lain. Ini berarti dalam hidup berdampingan manusia terutama Umat Islam hendaknya saling tolong-menolong. pandangan yang nyata yang tampak dalam kehidupan Umat Islam saat ini, mereka yamg mampu seolah-olah susah bahkan merasa berat jika harta yang mereka miliki sebagian diberukan kepada orang yang membutuhkan, karena mereka berpaham bahwa harta yang mereka miliki adalah harta miliknya dan tidak ada hak orang lain atas hartanya. Padahal perlu kita ketahui bahwa sebagian harta yang kita miliki 2.5% nya adalah milik orang yang membutuhkan. Twtapi tidak semua Umat Islam mengerti akan hal ini, karena kurangnya ilmu pengetahuan agama yang mereka miliki. Atau ada pula Umat Islam yang sebenarnya mengerti tentang hal ini namun mereka tidak melaksanakan kewajibannya untuk menginfaqkan sebagian harta yang ia miliki. Kebanyakan Umat Islam selalu merasa kurang dengan apa yang sudah Allah berikan kepada mereka, padahal jika mereka menyadari bahwa di sekitar mereka masih banyak keluarga kita yang kekurangan dan mmbutuhkan uluran tangan dari kita, tidak hanga sekedar simpati saja tanpa berbuat tetapi juga harus mempunyai sikap emapti dengan diikuti dengan perbuatan...

Desiana Intan mengatakan...

Nama : Desiana Intan Pertiwi
NIM : 08480010
Kelas : PGMI A

Dalam hadis disebutkan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah, ini berarti memberi lebih baik daripada menerima. Tetapi pada kenyataannya kebanyakan umat Islam hanya mau menerima tetapi susah untuk memberi.
Menurut pendapat saya, hal ini dikarenakan Umat Islam belum menyadari bahwa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hiduptanpa bantuan dari orang lain. Ini berarti dalam hidup berdampingan manusia terutama Umat Islam hendaknya saling tolong-menolong. pandangan yang nyata yang tampak dalam kehidupan Umat Islam saat ini, mereka yamg mampu seolah-olah susah bahkan merasa berat jika harta yang mereka miliki sebagian diberukan kepada orang yang membutuhkan, karena mereka berpaham bahwa harta yang mereka miliki adalah harta miliknya dan tidak ada hak orang lain atas hartanya. Padahal perlu kita ketahui bahwa sebagian harta yang kita miliki 2.5% nya adalah milik orang yang membutuhkan. Twtapi tidak semua Umat Islam mengerti akan hal ini, karena kurangnya ilmu pengetahuan agama yang mereka miliki. Atau ada pula Umat Islam yang sebenarnya mengerti tentang hal ini namun mereka tidak melaksanakan kewajibannya untuk menginfaqkan sebagian harta yang ia miliki. Kebanyakan Umat Islam selalu merasa kurang dengan apa yang sudah Allah berikan kepada mereka, padahal jika mereka menyadari bahwa di sekitar mereka masih banyak keluarga kita yang kekurangan dan mmbutuhkan uluran tangan dari kita, tidak hanga sekedar simpati saja tanpa berbuat tetapi juga harus mempunyai sikap emapti dengan diikuti dengan perbuatan...

DWI SURYANI mengatakan...

NAMA:Dwi suryani
NIM:08480023

Hadis tentang tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. menurut pendapat saya, bahwa sebagian umat islam sekarang lebih senang menerima dari pada memberi padahal umat islam di anjurkan untuk saling memberi kepada sesama. namun kebanyakan umat islam sekarang merasa dirinya sudah cukup memberikan apa yang ia punya kepada orang lain. sebagian umat islam sudah tahu kalau dengan memberi pahalanya akan dilipat gandakan ooleh Allah tetapi mereka belum yakin 100%, karena secara materi memang hartanya berkurang, tetapi dihadapan Allah amal kita yang bertambah. bagi umat islam yang hidupnya sudah berkecukupan, mereka menganggap bahwa itu adalah hartanya, padahal dari harta mereka ada 2.5% milik orang lain yang harus diberikan kepada yang berhak menerimanya. sebagian dari umat islam ada yang belum paham tentang hadis tersebut.Atau ada pula Umat Islam yang sebenarnya mengerti tentang hal ini namun mereka tidak melaksanakan kewajibannya untuk menginfaqkan sebagian harta yang ia miliki.

nurlailiyah mengatakan...

Nama: Nur Lailiyah
NIM:08480014
Kelas:PGMI A

sebaik2 sedekah ialh apa yg lbh dr keperluan tgn diatas lbh baik daripd tgn dibwh. mulailah dg org yag menjdi tanggunganmu.(HR Imam Muslim)
pd wktu yng sama ia blm memenuhi dan menckupi kebutuhan org2 yg menjadi tanggungannya. memberi orn yang lbh dekat hubungannya itu lbh mulia nilainya drpad memberi org yng jauh hub ke2luargaannya.
islm membrkan bimbingan kpd org2 yg mampu spy membr infak kpd kerabatnya. dibimbingnya mrk dgn perasaan yg baik dan alami yang tlh dididik dan disucikannya.

Putri Nurwidayati mengatakan...

Nama :PUTRI NURWIDAYATI
NIM :08480009
Kelas :PGMI A


Rosulullah bersabda bahwa tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah.memberi lebih baik dari pada menerima.Kenyataannya banyak umat Islam yang masih dalam posisi selalu meminta atau menerima bukan memberi.
Menurut pendapat saya semua itu dapat dilihat dari:

1. Sistemnya
Orang-orang meminta dibentuk karena sistem yang mengajarkan.atau lebih mementingkan kepentingan pribadinya sendiri.
Contohnya: Di Indonesia Pemerintahan/sistem yang mengajarkan.adanya BLT,Raskin,Sekolah Gratis.mereka melakukan itu karena ideologi meminta.

2Kesadaran
Antara teks dan realita atau kenyataannya konkretnya berbeda.Teks Al Qur'an dan Hadis memang sudah baik dan benar tetapi orang belum bisa melaksanakan apa yang ada di dalam teks tersebut.Sikap,Sifat dan minat bekerja keras seseorang yang rendah karena:

- Aspek Psikologis
Secara kejiwaan terganggu
contohnya: Dari kecil atau didikan salah.Kurang terlatih tidak mandiri dan keinginan untuk lebih maju kedepan.

-Aspek Sosiologis
Kadang-kadang masyarakat itu sendiri yang malas bekerja,tidak mau berusaha.padahal dikatakan bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang jika dia tidak merubahnya.Mungkin dikarenakan mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

suwati mengatakan...

NAMA: SUWATI
NIM:08480001
KELAS: PGMI A

Hadis tentang tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. tetapi sebagian orang islam lebih senang menerima dari pada memberi. Menurut pendapat saya, secara lahiriah dengan memberi harta akan berkurang tetapi di hadapan Allah SWT amal yang akan bertambah karena di dalam harta kita terdapat 2.5% yang harus di berikan kepada orang yang membutuhkan. Dengan memberi, berarti sudah menabung amal untuk di akhirat. semakin banyak kita memberikan kepada orang yang membutuhkan semakin banyak amal kita di hadapan Allah. tetapi pada kenyataannya sebagian orang islam tidak mau mempelajari dan mengamalkan hadis tersebut.mereka hanya mau menerima dari pada memberikan sesuatu kepada orang lain dan tidak mau bekerja keras, mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada mengedepankan kepentingan umum. Mereka merasa harta yang di milikinya hanya untuk dirinya sendiri dan enggan membeikannya kepada orang lain.

ummi_jadidah mengatakan...

Nama : Ummi Jadidah
NIM : 08480041
Kelas : PGMI A


Komentar saya hadis tentang tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah itu berarti memberi lebih baik daripada menerima. Tapi realita yang terjadi pada sebagian Umat Islam saat ini masih sangat jauh dari yang namanya memberi, mereka cenderung masih suka diberi atau meminta, Umat Islam pada saat ini belum pada sadar apa arti memberi kepada sesama, padahal manusiaitu merupakan makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan masih memerlukan bantuan orang lain, itu artinya sesama makhluk sosial harus bisa saling membantu, tidak hanya memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain disekitarnya. kita lihat saja faktanya banyak orang-orang yang mempunyai kekayaan yang melimpah tetapi mereka hanpir tidak pernah memikirkan orang sekitar yang membutuhkan bantuan, mereka malah sibuk mencari harta secara terus menerus, bahkan uang yang seharusnya jadi hak orang yang membutuhkan itupun dia cari juga. mereka tidak pernah menikmati apa yang mereka dapatkan dan yang dipikirkan hanya bagaimana cara mendapatkannya saja dan tidak pernah puas atas yang Allah berikan kepada mereka...

ummi_jadidah mengatakan...

Nama : Ummi Jadidah
NIM : 08480041
Kelas : PGMI A


Komentar saya hadis tentang tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah itu berarti memberi lebih baik daripada menerima. Tapi realita yang terjadi pada sebagian Umat Islam saat ini masih sangat jauh dari yang namanya memberi, mereka cenderung masih suka diberi atau meminta, Umat Islam pada saat ini belum pada sadar apa arti memberi kepada sesama, padahal manusiaitu merupakan makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan masih memerlukan bantuan orang lain, itu artinya sesama makhluk sosial harus bisa saling membantu, tidak hanya memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain disekitarnya. kita lihat saja faktanya banyak orang-orang yang mempunyai kekayaan yang melimpah tetapi mereka hanpir tidak pernah memikirkan orang sekitar yang membutuhkan bantuan, mereka malah sibuk mencari harta secara terus menerus, bahkan uang yang seharusnya jadi hak orang yang membutuhkan itupun dia cari juga. mereka tidak pernah menikmati apa yang mereka dapatkan dan yang dipikirkan hanya bagaimana cara mendapatkannya saja dan tidak pernah puas atas yang Allah berikan kepada mereka...

Ulfa ni'ma mengatakan...

Nama : Ulfa ni'ma sholihah
NIM : 08480002
Kelas: PGMI A


Menurut saya banyak juga Umat Islam yang memiliki etos kerja yang tinggi dan tak sedikit dari mereka yang mencapai kesuksesan. Contohnya saja masyarakat Arab, Quait, Yaman dll. Mereka mayoritas beragama Islam, tapi mereka kaya karena mereka mampu bekerja keras dalam mengolah hasil alam mereka, sepertihalnya minyak.
Karena kita hidup di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan mereka itu miskin maka seolah-olah umat islam itu tidak memiliki etos kerja yang tinggi dan masih bergantung pada orang lain. Menurut saya ada beberapa faktor yang menyebabkan umat islam di Indonesia tidak memiliki etos kerja yang tinggi sehingga mereka selalu bergantung pada orang lain, diantaranya:
1. Spiritual oriented, yaitu agama Islam mengajarkan manusia untuk menjadi baik. Mereka cenderung mempelajari teorinya saja.
2. Orang Islam jarang dibenturkan antara teori dan praktik, terutama dalam hal-hal keduniaan. Contohnya sebagaimana kita ketahui aktualisasi teori dalam Islam banyak berbentuk syariat. Seperti tata cara sholat, puasa, sodakoh dll.
3. Tergantung kemampuan orang itu sendiri, apakah dia memiliki keinginan dan kemampuan untuk mengamalkan pengetahuan yang ia peroleh.
4. Lingkungan tempat tinggal, bila dalam lingkingan masyarakat itu telah terbiasa hidup santai dan tidak bekerja keras, maka secara tidak langsung lingkungan itu membentuk pribadi seseorang yang pemalas.
5. Budaya masyarakat itu sendiri yang bersifat nrimo.
6. Masyarakat sudah terlena dengan hidup enak, karena mewarisi kemerdekaan dari nenek moyang.
+

Anna_Yhuri mengatakan...

Nama : Novianna Yhurike
NIM : 08480032
Kelas: PGMI A

Dan diantara bentuk akhlak dan kepribadian mulia yang diajarkan oleh Islam kepada umatnya ialah sifat mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain dalam setiap keperluan hidupnya.
Oleh karena itu Rasulullah bersabda:
" Tidaklah ada seorang yang memakan suatu makanan yang lebih baik daripada makanan hasil dari pekerjaan tangannya sendiri. Dan dahulu nabi Dawud -Alaihissalam- makan dari hasil pekerjaan tangannya sendiri." [HR BUkhari]
"Tangan yang di atas lebih baik dibanding tangan yang di bawah, tangan yang di atas adalah tangan yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan peminta."[Muttafaqun 'alaih)
Sebagai mahkluk sosial yg senantiasa membutuhkan bantuan orang lain dan selayaknya orang yang selalu hidup berdampingan, manusia yang satu dengan yang lainnya hrs selalu tolong menolong dalam hal kebaikan.
Namun banyak sekali diantara mereka yang hanya menggantungkan hidupnya kepada org yg lebih mampu, mungkin penyebabnya adalah kemiskinan pendidikan, kemiskinan harta, dan kemiskinan hati dan akhlak.
Menurut saya semua harus diperbaiki baik dari pemerintahannya, penduduknya dan segala aspek yg mempengaruhinya.
Pemerintah harus memberikan kontribusi yang lebih untuk menangani hal serius ini.
Sekolah2 harus mengajarkan pentingnya kekayaan hati dan jiwa untuk saling tolong menolong terhadap sesama dan tidak selalu menggantungkan diri kepada orang lain.

Luthfiana mengatakan...

test

Luthfiana mengatakan...

Nama : Luthfiana Hasanatul Laily
NIM : 08480025
Kelas : PGMI A

menurut saya, penyebab umat Islam yang tidak memiliki etos kerja yang tinggi dan hanya menggantungkan diri pada orang lain adalah
karena masyarakat saat ini mempunyai pikiran bahwa kerja keras itu tidaklah terlalu penting, tanpa kerja keras pun mereka bisa bertahan hidup. contohnya, pembagian BLT dari pemerintah, dengan adanya BLT, pemerintah berharap bisa sedikit meringankan beban masyarakat yang masih berada pada garis kemiskinan, tetapi di mata masyarakat (yang mendapat BLT), BLT adalah sumber hidup atau pendapatan bagi mereka, dan mereka menganggap itu semua sudah cukup untuk bertahan hidup, yang menjadikan mereka mengesampingkan kerja keras.
fenomena seperti ini bisa terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang agama, padahal Rasulullah SAW telah bersabda "bekerja keraslah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu mati esok pagi".
dan hadist seperti ini hanya bisa kita dapatkan jika kita mempelajari ilmu agama.

Fitri Fidiyawati mengatakan...

Umat Islam yang dirasa mempunyai kemapuan yang bisa ia kembangkan untuk mencari pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya justru masih banyak kita temui sebagai orang peminta-minta, karena pada saat ini banyak orang yang malas bekerja dan mencari pekerjaan saja sulit, sebab banyak sarjana-sarjana yang nganggur karena sempitnya lapangan pekerjaan. Selain itu seseorang dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri / usaha kecil-kecilan, tetapi faktor utama seseorang tidak mau melakukan itu adalah "faktor malas", faktor itulah yang sering menyelimuti seseorang. Lebih dari itu, adanya faktor kekuasaan politik yangmana kepemimpinannya terlalu otoriter sehingga berdampak pada masyarakat yang etos kerjanya berkurang.Sehingga banyak orang lebih suka menggantungkan semuanya kepada orang lain yang dianggap lebih bisa membantu mencukupi kebutuhan hidup dalam hal materi. jika seseorang itu dapat mencukupi kebutuhan hidupnya maka dia akan bisa membantu orang lain tetapi jika ia tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya maka ia akan enggan untuk membantu orang lain, itulah hal yang sering diterapkan orang-orang pada zaman ini.

Fitri Fidiyawati mengatakan...

pada dasarnya etos kerjanya kurang misal kemampuan SDM dalam mengelolah tenaga kerja,jadi notabenya tergolong rendah karena adanya faktor dalam perkembangan ilmu tafsir atas tradisi atau wahyu yang mengalami kemunduran adanya pengaruh globalisasi,adanya pengaruh kolonialisasi bangsa eropa,adanya pengaruh budaya barat,menyebarkan faham jabariyah dalam beberapa aliran,adanya penguasaan yang terjebak pada kekuasaan politik semata dalam demokrasi kepemimpinan otoriter,jadi etos kerja dalam kehidupan sehari-hari semakin terpuruk,adanya pengangguran meraja lela.

Ummi Hidayati mengatakan...

Nama :Ummi Hidayati
NIM :08480043
Kelas:PGMI A

N
Menurut pendapat saya mengapa umat Islam saat ini masih banyak yang selalu menerima (meminta) bukan memberi dan apa penyebab umat Islam saat ini tidak mempunyai etos kerja tinggi dan selalu bergantung pada orang lain?
Ada banyak faktor penyebab munculnya umat Islam berbuat demikian salah satu diantaranya malas dan kurannya usaha.Kebanyakan Umat Islam saat ini selalu berpedoman bahwa mereka segala sesuatu diserahkan pada dzat yang maha mengetahuinya yaitu Rabb mereka Allah atau lebih konkretnya lagi. Mereka bertawakal atau berserah diri baik dalam jodoh atau rizki.Inilah yang membuat umat Islam menjadi etos kerjanya berkurang karena ketaqwaan mereka tidak diimbangi dengan ikhtiar sehingga timbullah kekurangan ekonomi sehingga mereka masih perlu bantuan orang lain.Jadi mereka kurang memahami dan mendalami bahkan memaknai arti dari tawakal atau berserah diri sehingga tindak kemalasan dan kurang semangat dalam hidup.Pada dasarnya Umat Islam dengan syariatnya telah mengajarkan semua dengan Al Qur an dan Hadis tetapi umat Islam tidak mau belajar dan menjalankan apa yang menjadi esensi.

Fitri Fidiyawati mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
dwi rina sulistyaningsih mengatakan...

Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Namun pada kenyataannya, umat islam lebih banyak menerima dari pada memberi.
Menurut pendapat saya, mengapa orang islam yang lebih banyak menerima dari pada memberi disebabkan karena mereka tidak mau berusaha untuk bekerja sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki dan mereka hanya mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Padahal tidak semua umat islam yang mampu mau memberikan sebagian harta mereka untuk membantu sesamanya. Karena kurangnya ilmu pengetahuan tentang agama dan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka miliki sehingga tidak banyak dari mereka yang mau memberikan sebagian hartaNya.
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika ia tidak merubah nasibnya sendiri. Jadi, jelas bahwa Allah menginginkan umatNya untuk berusaha dengan kemampuannya dan di sertai dengan doa.
Pada kenyataannya, umat islam banyak yang berdoa tetapi mereka tidak berusaha secara maksimal. Ketika mereka mengalami kegagalan dalam usahanya, mereka tidak mau berusaha lagi untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Mereka berputus asa dan pada akhirnya banyak dari mereka menjadi pengangguran, peminta-minta.Padahal, mungkin ini adalah suatu ujian dari Allah untuk menguji kesabaran umatNya dalam berusaha.

Fitri Fidiyawati mengatakan...

Nama : FITRI FIDIYAWATI
NIM : 08480004
Kelas : PGMI A

Umat Islam yang dirasa mempunyai kemapuan yang bisa ia kembangkan untuk mencari pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya justru masih banyak kita temui sebagai orang peminta-minta, karena pada saat ini banyak orang yang malas bekerja dan mencari pekerjaan saja sulit, sebab banyak sarjana-sarjana yang nganggur karena sempitnya lapangan pekerjaan. Selain itu seseorang dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri / usaha kecil-kecilan, tetapi faktor utama seseorang tidak mau melakukan itu adalah "faktor malas", faktor itulah yang sering menyelimuti seseorang. Lebih dari itu, adanya faktor kekuasaan politik yangmana kepemimpinannya terlalu otoriter sehingga berdampak pada masyarakat yang etos kerjanya berkurang.Sehingga banyak orang lebih suka menggantungkan semuanya kepada orang lain yang dianggap lebih bisa membantu mencukupi kebutuhan hidup dalam hal materi. jika seseorang itu dapat mencukupi kebutuhan hidupnya maka dia akan bisa membantu orang lain tetapi jika ia tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya maka ia akan enggan untuk membantu orang lain, itulah hal yang sering diterapkan orang-orang pada zaman ini.

Fitri Fidiyawati mengatakan...

Nama: NUR FARIDAH
NIM: 08480018
Kelas: PGMI A


pada dasarnya etos kerjanya kurang misal kemampuan SDM dalam mengelolah tenaga kerja,jadi notabenya tergolong rendah karena adanya faktor dalam perkembangan ilmu tafsir atas tradisi atau wahyu yang mengalami kemunduran adanya pengaruh globalisasi,adanya pengaruh kolonialisasi bangsa eropa,adanya pengaruh budaya barat,menyebarkan faham jabariyah dalam beberapa aliran,adanya penguasaan yang terjebak pada kekuasaan politik semata dalam demokrasi kepemimpinan otoriter,jadi etos kerja dalam kehidupan sehari-hari semakin terpuruk,adanya pengangguran meraja lela.

asfiati mengatakan...

Nama : Asfiati
NIM : 08480008
Kelas : PGMI A

Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. orang Islam tidak mempunyai etos kerja yang tinggi karena umat islam mempunyai suatu keyakinan bahwa rizki itu semua datangnya dari Allah SWT. Meskipun usaha atau bekerja itu suatu kewajiban bagi umat manusia yang hidup di muka bumi ini, tapi keberhasilan itu datangnya dari Allah juga. Orang islam itu hidup untuk beribadah, bukan untuk bekerja, mereka mempunyai pedoman atau prinsip bahwa hidup itu untuk beribadah kepada Allah. bekerja bagi mereka bukan suatu kewajiban karena mereka tahu bahwa rizki itu sudah ditentukan oleh Allah sejak kita dalam kandungan atau sejak kita belum lahir di dunia ini. Hidup di dunia bukanlah untuk bekerja tapi untuk beribadah. orang islam lebih senang menerima dari pada memberi, karena dengan menerima mereka tidak perlu bersusah payah lagi untuk hidup, mereka tidak perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. karena mereka masih bisa bertahan hidup dengan bantuan atau pemberian dari orang lain.
Ada dalil Al-Quran yang menyebutkan bahwa orang islam lebih suka menerima dari pada memberi "wama min dabbatin fil ardhi illa 'ala Allahi rizquha" yang artinya bahwa tidak ada satupun makhluk hidup di permukaan bumi ini kecuali rizkinya telah ditanggung oleh Allah SWT.

aibat mengatakan...

Nama:ANA IBATUL KH
NIM:08480016
Kelas:PGMI A

Pada dasarnya Islam dengan syariatnya telah mengerjakan semua dengan Alquran dan Hadist. Akan tetapi umat Islam tidak mau belajar dan menjalankannya apa yang menjadi esensi. Dengan kurangnya kesadaran umat Islam pelajaran Alquran dan Hadist mengakibatkan kurangnya etos dan integritas. Pada dasarnya semua konsep kehidupan ada dikeduanya kurang adanya sifat sidiq, amanah, tablig dan fatonah.

Emirus Afidah mengatakan...

Nama : Emirus Afidah
NIM : 08480037
Kelas : PGMI A


Rosulluallah bersabda bahwa tangan memberi lebih baik dari pada tangan meminta .Atau Tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah.Namun kenyataannya banyak Umat Islam yang masih meminta bukan memberi.

Menurut pendapat saya manusia atau umat Islam itu lebih mementingkan kepentingan pribadinya dan diliputi oleh sikap dan sifat untuk bekerja minatnya rendah dan dipengaruhi oleh tingkat kesadaran untuk lebih maju kemasa depan kurang.Karena kemandirian setiap orang berbeda-beda.Dan antara teks dan realita atau kenyataan berbeda atau teori dan prakteknya sulit tergantung pada niatnya dan pada dasarnya Islam mengajarkan semua dengan Al Qur'an dan Hadis tetapi umat Islam tidak mau belajar menjalankan apa yang menjadi esensinya.

My Sweet Dream mengatakan...

Nama : Arin Dewi Sulistianingrum
NIM : 08480035
Kelas : PGMI A

Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Yakni memberi lebih baik dari pada menerima. Akan tetapi umat Islam pada kenyataannya umat Islam hanya mau menerima dan enggan memberi. Hal tersebut mungkin dikarenakan oleh faktor lingkungan dan kondisi sosial masyarakat yang ada pada saat ini.
umat muslim sudah terbiasa dengan sikap yang hanya mau menerima. Umat muslim juga mempunyai keyakinan bahwa rizki itu sudah ditentukan atau sudah diatur oleh Allah SWT. Jadi pada umumnya mereka tidak mempunyai semangat etos kerja yang tinggi untuk mencari rizki yang lebih. Mereka lebih senang hidup sederhana. Dan anggapan umat muslim yakni hidup ini harus kita isi dengan ibadah yang sungguh-sungguh. Mereka lebih mengutamakan ibadah . Bekerja bukan prioritas yang utama dalam hidup. Sehingga mereka secara otomatis tidak mempunyai etos kerja yang tinggi.

Eka Yulianingsih mengatakan...

Nama : EKA YULIANINGSIH
NIM : 08480013
Kelas : PGMI A

Rosululloh bersabda bahwa tangan diatas lebih baik dari pada tangan di bawah, hadits ini menerangkan kepada seluruh umat Islam agar saling menolong sesama umat manusia. Seperti misalnya, orang yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah, agar adanya saling tolong menolong. Banyak di antara mereka yang menolong sesamanya, tapi malah membuat orang yang malas bekerja mengambil kesempatan ini. Seperti yang kita lihat di pinggir jalan, banyak para peminta-minta yang bertebaran. Padahal fisik mereka masih kuat untuk bekerja, namun mereka malah meminta-minta. Faktornya antara lain, karena malas bekerja, faktor pendidikan yang sangat minim dan faktor mental mereka yang kurang untuk bekerja. Seharusnya, jika mereka mau berusaha untuk bekerja yang lebih pantas ( bukan peminta-minta ), mereka masih bisa, namun mereka mencari jalan pintas tanpa harus bersusah payah mencari uang. Tanpa adanya niat dan kemauan yang keras,selamanya mereka akan jadi peminta-minta. Semua ini tergantung pada kesadaran mereka sendiri, karena manusia harusnya selalu berusaha tetapi bukan dengan jalan yang pintas. Mereka yang mampu seharusnya juga ikut andil dalam masalah ini, mereka tahu bahwa harta yang mereka miliki 2,5% adalah hak milik orang lain yang harus dikeluarkan. Tapi, karena kurang adanya ilmu pengetahuan yang mereka miliki, banyak yang mengabaikannnya. Jadi, intinya adalah jika yang kaya bener-bener mau membantu yang miskin, dan yang miskin tidak malas untuk bekerja maka tidak ada peminta-minta di Indonesia. Semuanya perlu adanya kesadaran diri masing-masing, agar tercipta kehidupan yang saling kasih mengasihi antara umat manusia. Tapi bukan berarti yang kaya malah menyombongkan diri kepada yang miskin.

Afie mengatakan...

nama : Amin Fikri
NIM : 08480006
kelas : PGMI A

Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Hadis ini menerangkan untuk saling tolong menolong sesama manusia. Yang kuat membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin dan yang pintar mengajari yang awam, sehingga terciptalah hubungan yang penuh kasih dan sayang antara umat manusia ciptaan Allah.

Dalam kehidupan nyata yang dimaksud bahwa Islam menyarankan umat Islam untuk kaya dan dapat membantu sesama.

penyebab Etos Kerja berkurang :

a. Masalah Ekonomi dalam pendidikan.
yaitu minimnya pendidikan yang di usung oleh bangsa sehinga mereka tidak memenuhi standar dalam pencarian pendidikan.

b. masalah Pemerintahan
yaitu pemerintah kurang perhatian dalam pemenuhan kebutuhan peluang kerja bagi warga negara baik yang berpendidikan maupun non pendidikan.

c. masalah Adat Istiadat
yaitu adanya keoercayaan bahwa perempuan setelah menikah kehidupannya di tanggung oleh suami sehingga mengakibatkan kemalasan dalam pencarian kerja.

d. masalah Kepribadian
yaitu mereka meraasa kurang percaya diri dengan apa yang dimiliki oleh dirinya sendiri dan mempunyai kepercayaan bahwa kehidupan mereka telah di tanggung oleh pemerintah (BLT / bagi langsung tulis).

jadi kurangnya etos kerja tidak hanya pada diri sendiri tetapi meliputi ruang lingkup sebab yang lain.
akhirnya TALK LESS DO MORE......
BUKTIKANLAH APA KATA AYE, LANJUTKANLAH APA YANG TELAH KAU CAPAI BAIK KEMUNDURAN MAUPUN KEMAJUAN BAHKAN KEMIRINGAN DAN KESAMPINGAN. SELAMAT NJAJAL !!!!!.

Abi Much mengatakan...

Nama : Muchlas Abidin
NIM : 08480044
Kelas: PGMI A

penyebab kurangnya etos kerja pada masyarakat Indonesia yang mengakibatkan maraknya peminta-minta.

a. aspek kesadaran Individu
yaitu masyarakat cenderung kurang percaya pada dirinya sendiri akan apa yang mereka miliki. sehingga mereka tidak percaya diri untuk menghidupi dirinya sendiri dan membantu orang lain.

b. aspek kebudayaan
yaitu sebagian besar masyarakat Indonesia berjenis kelamin wanita mempunyai keyakinan bahwa setelah mereka menikah tanggungan hidup di tangan suami sehingga mereka males dalam mencari kerja dan mengantungkan semuanya dari suami.

Rifqi A mengatakan...

Nama: RIFQI AULIAWATI
NIM : 08480022
Kelas : PGMI/A


Penyebab lemahnya etos kerja orang Islam meliputi dua sebab:
1. Ekstern:faktor ini meninjau faktor penyebabnya dari segi historisitas. Pertama, alur pemikiran orang Islam dilatar belakangi oleh Imam Al-Ghazali yang menekankan ajarannya secara normatif. Dimana isi dari ajaran ini berorientasi terhadap keTuhanan (akhirat), dengan beberapa konsepnya. Seperti konsep Qona'ah, yang menerima segala yang diberikan Allah tanpa minta sesuatu yang lebih. Hal ini berbeda dengan pemikiran orang Barat yang dilatar belakangi oleh tokoh filsafat Rasionalis, Averous atau dikenal di dunia Islam sebagai Ibnu Rus. Yang inti ajarannya menekankan kepada rasionalitas. Seperti contoh teori saling menguntungkan atau timbal balik (tidak akan pernah mendapatkan sesuatu jika tidak pernah memberikan sesuatu, dan sebaliknya)

2. Intern:
a. Ditinjau dari segi pemahaman terhadap teks Al-Qur'an atau Hadis.
"Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah". Sebenarnya dalam hadis ini sudah sangat jelas dipaparkan bahwasanya orang yang mampu dan memberikan sebagian hartanya kepada orang lain lebih tinggi derajat ketakwaannya di hadapan Allah. Bukan sebaliknya, diartikan bahwa kita sah-sah saja kita bermalas-malasan karena pasti Allah akan memberikan rahmat-Nya dengan perantara orang lain. Dengan tendensi atau alasan "Inna Alloha Ghofuru Al Rohimi" atau "Inna Alloha Ghoniyyu Dzul Al Rahmah".
b. Dilihat dari aspek psikologis;
Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan keluarga dan pendidikan akademis. Dimana dalam pendidikan keluarga tidak mencerminkan ajaran yang mengindikasikan untuk berpola hidup mandiri dari orang tua, dengan kontrol peraturannya yang terlalu membatasi pola pikir dan keinginan anak. Sedangkan dalam pendidikan akademik terkandung pendidikan normatif dengan prosentasi yang lebih besar. Seperti yang telah dijelaskan di atas.
c. Dilihat dari aspek sosiologis:
Dalam lingkup ini pola hidup masyarakat (Masyarakat Timur dengan normatifitasnya yang tinggi) mempengaruhi individu satu ke individu yang lain. Sehingga membentuk satu masyarakat dengan pola hidup yang sama.
Atau hal ini dipengaruhi oleh aturan-aturan yang ada di sekitar kita (secara lebih luas). Seperti contoh, kebijakan yang diberikan oleh pemerintah, misalnya Raskin, BLT, dan lain-lain. Hal ini mengindikasikan adanya ketergantungan masyarakat terhadap suatu institusi yang ada.

via mengatakan...

Nama : Nuthviani kusumawardhani
Kelas : PGMI A
NIM : 08480024


Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Memberi lebih baik daripada menerima.

hadis tersebut memuat makna bahwa manusia itu harus saling tolong menolong. memberi bantuan kepada yang membutuhkan.selain itu, manusia juga dianjurkan untuk bekerja dalam kebaikan.
namun, kebanyakan orang kurang memiliki sikap optimisme sehingga sebelum berusaha mereka merasa tidak mampu. mereka mudah putus asa, dan menyerahkan semuanya kepada Allah. karena mereka berpikiran bahwa rejeki sudah ditentukan dari atas ( Allah )

Dalam perspektif Islam, aktifitas perekonomian (kerja) harus disertai komitmen untuk mematuhi petunjuk Allah yang digariskan Al-Qur'an dan dijabarkan As-Sunnah. Allah SWT berfirman: "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung". (QS. Al-Jum'ah, 62:10).

"Barangsiapa yang mencari harta duniawi dengan cara yang halal untuk menghindarkan diri dari meminta-minta (menyandarkan diri pada bantuan orang lain), dan untuk berbuat baik kepada tetangganya, maka ia akan menemui Allah dengan wajah bersinar seperti bulan purnama". (HR. Baihaqi).

Islam telah menetapkan kerja bagi seorang muslim sebagai hak sekaligus kewajiban. Islam memerintahkan bekerja dan menganjurkan agar pekerjaan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW berpesan agar seorang muslim berlaku adil dalam menetapkan gaji dan menepati pembayarannya. Pekerja yang menjalankan tugas dengan baik dihargai dengan gaji yang seimbang. Demikian pula, ia berpesan agar para pemimpin tidak merugikan para pekerja dalam bentuk apapun, termasuk tidak membebani pekerja diluar kemampuannya.

Prinsip pertama yang ditegakkan Islam dalam mengatur masyarakat ialah agar setiap orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri dan orang-orang yang menjadi tanggungannya.

TAUFIK NND mengatakan...

Nama : M. Taufik Rahman
NIM : 08480021
Kelas : PGMI A

Kurangnya semangat dalam bekerja masyarakat saat ini dikarenakan sedikitnya pemikiran mereka tentang masa depan. sebenarnya tidak semua orang malas untuk bekerja, mungkin hanya sebagian dari masyarakat bahkan ada diantara mereka yang gila kerja.
Dalam Islam sebenarnya sudah banyak disinggung kemandirian dalam hidup termasuk bekerja.
Jika semua orang mempunyai prinsip hidup mandiri maka hal ini akan turut mengatasi kemiskinan.
Rasulullah SAW pun bersabda " bahwasanya tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah". dan Rasul juga menjelaskan seseorang itu lebih baik memakan hasil kerjanya sendiri. bahkan para nabi terdahulu pun bekerja keras untuk memenuhi hidup mereka.
Berangkat dari sini, jelaslah bahwa "kemandirian" itu sangat penting.
Problem malas bekerja, mungkin juga timbul karena sempitnya lahan finansial di negara ini. Dari sini diharapkan bagi setiap orang untuk lebih kreatif dalam menghadapi masalah ini, khususnya bagi pemerintah yang bertanggungjawab atas masalah rakyat dewasa ini.

So,...we have to work hard to enrich our welfare!!!!
thanks.....

Ipang Purnama mengatakan...

Nama : IPANG PURNAMASARIE
NIM : 08480017
Kelas: PGMI A

a. aspek kesadaran Individu
yaitu masyarakat cenderung kurang percaya pada dirinya sendiri akan apa yang mereka miliki.

b. aspek sosial
yaitu mereka memandang bahwa saling menolong pada semua aspek kehidupan sehingga mereka berkeyakinan dalam kehidupan mereka tidak perlu kerja keras dalam memenuhi kebutuhan mereka karena pandangan mereka terhadap lingkungan sekitar mereka masih ada yang mampu untuk membantu kekurangan mereka.

c. aspek kebudayaan
yaitu sebagian besar masyarakat Indonesia berjenis kelamin wanita mempunyai keyakinan bahwa setelah mereka menikah tanggungan hidup di tangan suami.

d. aspek kepercayaan
yaitu mereka mempunyai kepercayaan bahwa rizki adalah pemberian dari Tuhan pencipta alam. sehingga mereka percaya bahwa tanpa mereka kerja maka kebutuhan mereka dapat terpenuhi oleh rizki yang di berikan oleh Tuhan.

leyla mengatakan...

Nama: MIFTAKHUL LELA
NIM: 08480015
KELAS: PGMI A

Menurut saya,orang hidup di dunia tidak bisa lepas dari orang lain, karena manusia makhluk sosial. sebagai umat Islam kita harus saling tolong menolong, seperti pepatah " BAGAIKAN BANGUNAN YANG SALING MENGUATKAN ". Maksudnya, manusia harus saling bersatu untuk mencapai suatu tujuan.
Pada saat ini terlihat bahwasanya umat Islam di Indonesia etos kerjanya masih dikatakan rendah. Salah satu faktornya ialah kurangnya pengetahuan, kesadaran sosial, dan sebagian besar umat muslim belum dapat mensyukuri apa yang telah diberikan Allah SWT. Untuk itu, kita sebagai generasi muslim, harus senantiasa memiliki etos kerja yang tinggi, agar dapat memberikan sesuatu yang berguna bagi sesama. Misalnya, kita menyalurkan ilmu yang kita miliki kepada orang lain yang belum mengetahui, agar mereka juga dapat lebih berkembang.
Contoh lain, kita sebagai umat muslim berkewajiban memberikan 2,5% sebagian harta kita kepada orang yang membutuhkan, guna membersihkan harta yang kita miliki.

Ipang Purnama mengatakan...

Nama : RAHMAT ARIF SYAFI'I
NIM : 08480029
Kelas: PGMI A

Dalam hadis disebutkan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah, ini berarti memberi lebih baik daripada menerima. Tetapi pada kenyataannya kebanyakan umat Islam hanya mau menerima tetapi susah untuk memberi.

PENYEBAB ETOS KERJA BERKURANG

1. Sistemnya
Orang-orang meminta dibentuk karena sistem yang mengajarkan.atau lebih mementingkan kepentingan pribadinya sendiri.

2Kesadaran
Antara teks dan realita atau kenyataannya konkretnya berbeda.Teks Al Qur'an dan Hadis memang sudah baik dan benar tetapi orang belum bisa melaksanakan apa yang ada di dalam teks tersebut.

3. Spiritual oriented, yaitu agama Islam mengajarkan manusia untuk menjadi baik. Mereka cenderung mempelajari teorinya saja.

4. Orang Islam jarang dibenturkan antara teori dan praktik, terutama dalam hal-hal keduniaan. Contohnya sebagaimana kita ketahui aktualisasi teori dalam Islam banyak berbentuk syariat. Seperti tata cara sholat, puasa, sodakoh dll.

5. Tergantung kemampuan orang itu sendiri, apakah dia memiliki keinginan dan kemampuan untuk mengamalkan pengetahuan yang ia peroleh.

6. Lingkungan tempat tinggal, bila dalam lingkingan masyarakat itu telah terbiasa hidup santai dan tidak bekerja keras, maka secara tidak langsung lingkungan itu membentuk pribadi seseorang yang pemalas.

7. Budaya masyarakat itu sendiri yang bersifat nrimo.

8. Masyarakat sudah terlena dengan hidup enak, karena mewarisi kemerdekaan dari nenek moyang.

DESSY RIYANI P mengatakan...

Rosul bersabda bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Memberi lebih baik daripada menerima. Hadits ini seharusnya mendorong umat islam untuk lebih giat bekerja agar dapat membantu sesama manusia yang lebih membutuhkan. Namun, kenyataannya banyak umat islam yang masih dalam posisi selalu menerima ( meminta ), bukan memberi.
menurut saya, yang menyebabkan umat islam tidak memiliki etos kerja tinggi sehingga selalu tergantung pada orang lain adalah karena kesalahan dalam pemahaman dan penafsiran terhadap ajaran islam.
Beberapa sikap dalam ajaran islam yang dipahami dengan salah ditengah - tengah umat islam :
1. Sabar berarti proses menuju keberhasilan dengan tidak mengenal kegagalan, disertai dengan sikap pantang menyerah, teliti, tabah dan tangguh. Namun pemahaman yang terjadi pada umat islam adalah sebagai sikap yang tidak cepat - cepat dan perlahan, sehingga identik dengan lamban.
2. Qanaah berarti sikap yang mau menerima dengan ikhlas hasil usaha yang telah dikerjakan dan tidak menghayal diluar kemampuan yang dimiliki. Namun pemahaman umat islam yang salah bahwa Qanaah adalah sikap menerima apa adanya tanpa disertai usaha, sehingga tuntutan untuk kemajuan dirasa tidak perlu.
3. Tawwakal berarti sikap akhir setelah berusaha keras kemudian menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Pemahaman yang salah adalah tawwakal merupakan sikap menyerahkan diri tanpa disertai usaha terlebih dahulu.
Kemudian jika umat islam mengalami kemajuan, mereka menganggap bahwa hal tersebut adalah jerih payahnya sendiri, sehingga enggan untuk berbagi dengan sesama. padahal dibalik keberhasilannya itu ada Allah SWT yang memberi ridlo kepadanya, sehingga ia dapat berhasil.

DESSY RIYANI P mengatakan...

NAMA :DESSY RIYANI PUTRI
NIM : 08480042
Kelas : PGMI A

Rosul bersabda bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Memberi lebih baik daripada menerima. Hadits ini seharusnya mendorong umat islam untuk lebih giat bekerja agar dapat membantu sesama manusia yang lebih membutuhkan. Namun, kenyataannya banyak umat islam yang masih dalam posisi selalu menerima ( meminta ), bukan memberi.
menurut saya, yang menyebabkan umat islam tidak memiliki etos kerja tinggi sehingga selalu tergantung pada orang lain adalah karena kesalahan dalam pemahaman dan penafsiran terhadap ajaran islam.
Beberapa sikap dalam ajaran islam yang dipahami dengan salah ditengah - tengah umat islam :
1. Sabar berarti proses menuju keberhasilan dengan tidak mengenal kegagalan, disertai dengan sikap pantang menyerah, teliti, tabah dan tangguh. Namun pemahaman yang terjadi pada umat islam adalah sebagai sikap yang tidak cepat - cepat dan perlahan, sehingga identik dengan lamban.
2. Qanaah berarti sikap yang mau menerima dengan ikhlas hasil usaha yang telah dikerjakan dan tidak menghayal diluar kemampuan yang dimiliki. Namun pemahaman umat islam yang salah bahwa Qanaah adalah sikap menerima apa adanya tanpa disertai usaha, sehingga tuntutan untuk kemajuan dirasa tidak perlu.
3. Tawwakal berarti sikap akhir setelah berusaha keras kemudian menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Pemahaman yang salah adalah tawwakal merupakan sikap menyerahkan diri tanpa disertai usaha terlebih dahulu.
Kemudian jika umat islam mengalami kemajuan, mereka menganggap bahwa hal tersebut adalah jerih payahnya sendiri, sehingga enggan untuk berbagi dengan sesama. padahal dibalik keberhasilannya itu ada Allah SWT yang memberi ridlo kepadanya, sehingga ia dapat berhasil.

Ferda Heiji mengatakan...

Nama : Ferda Rozaq M
Nim : 08480036
Jurusan : PGMI- A

Menurut pendapat saya ; etos kerja adalah suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian yang penuh.

maka pekerjaan itu akan terlaksanza dengan sempurna walaupun banyak klendala yang harus di atasi, baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggung jawab yang tinggi.


so, sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib,rajin dan sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan merupakan anjuran dan kewajiban bagi insan yang beragama islam. ada beberapa sikap mental yang mencerminkan ;


1. Proaktif yaitu sikap ingin merubah lingkungan, keadaan, di setiap waktu dan kapanpun.
2. Memulai sesuatu pekerjaan dengan pemikiran yang matang sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik.

Eka Yulianingsih mengatakan...

Nama: Rini Suminarsih
NIM: 08480011
Kelas: PGMI A

Rasullulah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Karena memberi lebih baik dari pada meminta. etos kerja seorang muslim di Indonesia rendah, karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebab diantaranya yaitu kebanyakan orang yang tidak berfikir secara rasional, pemalas, tidak mandiri, kurangnya pendidikan yang diemban dalam diri masing-masing. Sehingga menimbulkan dampak yang tidak seharusnya dilakukan oleh diri orang tersebut. Dan disini maksud dari tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah yaitu merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan oleh Allah, yaitu dengan saling menolang dan saling melengkapi antar sesama manusia. Seperti yang kaya membantu yang miskin dan yang kuat membantu yang lemah, sehingga terjalinlah hubungan yang baik dan dapat mendukung satu sama lain. Dalam realitas kehidupan sekitar kita contohnya yaitu orang yang kerjaanya hanya menggantungkan hidupnya kepada orang lain yaitu dengan cara meminta-minta kepada orang lain di pinggir jalanan perempatan UIN Sunan Kalijaga. Padahal mereka masih mampu mencari pekerjaan yang layak, hanya sayangnya mereka lebih sering mengambil jalan pintas dengan cara meminta-minta tanpa adanya rasa mandiri dan hanya selalu menggantungkan nasibnya pada orang lain. Sehingga itu semua dapat menurunkan etos kerja seorang muslim, khususnya di Indonesia.

ZhUneeA mengatakan...

Nama: YUNIA RAHMAWATI
NIM: 08480030
KELAS: PGMI A

Etos kerja orang muslim di Indonesia masih rendah, menurut saya dapat disebabkan oleh beberapa faktor: diantaranya,
- karena mereka terbiasa menerima bantuan dari orang / pihak lain, dan hal itu menyebabkan sebagian besar orang muslim di Indonesia malas untuk bekerja dan berusaha.
- kurangnya kesadaran diantara setiap muslim, bahwa hidup di dunia itu harus saling tolong menolong, bekerja sama,gotong royang dan saling membutuhkan.
Sehingga, mereka hanya mementingkan diri sendiri.
Misalnya, masih banyak orang muslim di Indonesia ( khususnya orang yang berkecukupan )yang berfikir bahwa harta yang mereka miliki hanyalah milik mereka sendiri, padahal dalam Al Qur'an sudah jelas dikatakan bahwa 2,5% dari harta mereka ialah milik fakir miskin.
Dan mereka juga kurang menyadari bahwa harta itu hanyalah titipan Allah SWT yang diberikan kepada kita hanya untuk kepentingan dunia saja, dan tidak akan dibawa sampai mati.
- kurangnya rasa syukur terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita ( manusia selalu merasa kurang atas apa yang telah mereka miliki, dan selalu ingin sesuatu yang lebih dari apa yang telah dimiliki sekarang).
- kurangnya pengajaran dan penanaman dari orang tua kepada kita sejak kecil, bahwa tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah.
- kurangnya pengetahuan agama tentang hidup bermasyarakat.

Jadi, sebagai umat muslim kita harus senantiasa saling tolong menolong antar sesama, dan selalu menanamkan etos kerja yang tinggi dalam kehidupam kita, agar tidak selalu menerima, tetapi kita selalu bisa memberi.

Samhaji Makert mengatakan...

Nama: Samhaji
NIM: 08480027
kelas: PGMI-A

latihan...

Samhaji Makert mengatakan...

Nama: Samhaji
NIM: 08480027
PGMI-A

Rasulullah bersabda bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, seharusnya mendorong umat Islam untuk lebih giat bekerja. sekarang, apa yang menyebabkan umat Islam tidak mempunyai etos kerja tinggi sehingga selalu tergantung pada orang lain?

Memang manusia itu cenderung pelit terhadap harta, karena itu merupakan sifat bawaan. Hal ini telah diinformasikan oleh Allah: Sesungguhnya manusia itu diciptakan (cenderung) bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan (rizki) ia amat kikir (QS Al-Ma'aarij 19-21). mungkin semua orang tahu kalau meminta -minta adalah perbuatan yang tidak baik. manusia sekarang lebih berfikir simple dan tidak mau repot (instan). kadang orang berpikir ngapai saya kerja capek-capekkalau dengan meminta-minta juga bisa hidup. padahal menurut hadits tadi, kita dianjurkan untuk senntiasa utuk berinfak dalam keadaan apapun kalau kita masih sanggup. yang menyebabkan orang muslim sekarang lebih banyak bergantung pada orang lain adalah menurut saya, orang tersebut tak penah merasa puas dan selalu berfikir kalau dirinya selalu kekurangan, padahal masih banyak orang yang lebih membutuhkan. orang tak pernah bersyukur dengan apa yang diberikan oleh ALLAH SWT. karena manusia takkan pernah merasa puas. misal dalam pembagian BLT/RASKIN, banyak orang yang ingin diikut sertakan padahal dirinya lumayan berkecukupan. tapi, lain cerita merka tak mau kalau dibilang orang miskin.
seharusnya Hadits tsb menjadi pedoman bagi hidup kita. yang jadi masakah masih banyak orang yang tahu maksud hadits tsb tapi kurang dalam realisasinya.Jadi bukan sekedar teori yang dihafal, tetapi terealisasi dalam kehidupan.

Tiela mengatakan...

menurut saya tentang hadis tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah adalah lebih baik memberi dari pada menerima,namun pada zaman sekarang kenyataannya lebih banyak orang senang menerima dan meminta dari pada memberi,padahal sudah jelas dianjurkan oleh nabi bahwa tentulah lebih mulia orang yang memberi dari pada orang yang menerima.menurut saya mungkin mereka takut kalau harta mereka akan berkurang apabila diberikan pada orang lain ,padahal dengan banyak bersodakoh tentulah orang yang ikhlas memberi akan mendapatkan balasan yang lebih baik lagi.dan bagi orang yang sudah mau memberi bukan lantas dia merasa sombong dan merasa paling hebat karena dia sudah memberi buat orang lain,karena itu sama saja dan tidak dibolehkan oleh agama.semua orang dimata Allah sama,jadi kita tidak boleh memilih-milih orang untuk diberi bantuan.jangan karena kita membenci orang tersebut terus kita tidak mau membantu mereka,karena Allah paling membenci orang yang pendendam.
menurut saya orang yang malas bekerja atau memiliki etos kerja rendah dikarenakan sarana dan prasarana yang kurang mendukung.misalnya tempat kerja yang jauh dan makin sedikitnya lowongan pekerjaan dan lebih banyaknya orang yang membutuhkan pekerjaan dari pada orang yang menyiptakan lapangan pekerjaan,ini membuat orang memjadi pesin\mis untuk mendapatkan pekerjaaan ,dan adanya kesenjangan antara manusia.misalnya bagi yang tidak sarjana tidak boleh bekerja atau apapun sejenis itu,itu membuat orang yang memiliki kepedean kurang akan menjadi minder dan malas bekerja.

Tiela mengatakan...

nama: Siti tsaniyatul Hidayah
nim : 08480033
kelas : PGMI A

menurut saya tentang hadis tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah adalah lebih baik memberi dari pada menerima,namun pada zaman sekarang kenyataannya lebih banyak orang senang menerima dan meminta dari pada memberi,padahal sudah jelas dianjurkan oleh nabi bahwa tentulah lebih mulia orang yang memberi dari pada orang yang menerima.menurut saya mungkin mereka takut kalau harta mereka akan berkurang apabila diberikan pada orang lain ,padahal dengan banyak bersodakoh tentulah orang yang ikhlas memberi akan mendapatkan balasan yang lebih baik lagi.dan bagi orang yang sudah mau memberi bukan lantas dia merasa sombong dan merasa paling hebat karena dia sudah memberi buat orang lain,karena itu sama saja dan tidak dibolehkan oleh agama.semua orang dimata Allah sama,jadi kita tidak boleh memilih-milih orang untuk diberi bantuan.jangan karena kita membenci orang tersebut terus kita tidak mau membantu mereka,karena Allah paling membenci orang yang pendendam.
menurut saya orang yang malas bekerja atau memiliki etos kerja rendah dikarenakan sarana dan prasarana yang kurang mendukung.misalnya tempat kerja yang jauh dan makin sedikitnya lowongan pekerjaan dan lebih banyaknya orang yang membutuhkan pekerjaan dari pada orang yang menyiptakan lapangan pekerjaan,ini membuat orang memjadi pesin\mis untuk mendapatkan pekerjaaan ,dan adanya kesenjangan antara manusia.misalnya bagi yang tidak sarjana tidak boleh bekerja atau apapun sejenis itu,itu membuat orang yang memiliki kepedean kurang akan menjadi minder dan malas bekerja.

ummu mengatakan...

NAMA : UMMU SALAFIYAH
NIM :08480020
KELAS : PGMI A

Menurut pendapat saya, bahwa anjuran itu sangat ditujukan bagi orang muslim. Akan tetapi hadits ini belum berlaku, karena orang muslim kurang tanggap untuk menjalankannya. Sebagian orang muslim hanya mengandalkan orang lain, malas, dan tidak berorientasi kedepan. Misalnya budaya orang indonesia yang suka membeli, dari pada membuat sendiri, boros, dan KKN.Inilah yang membuat orang yang kaya makin kaya dan orang miskin makin terpuruk.

novica mengatakan...

kebanyakan orang islam itu melupakan ajaran2 islam. seperti halnya hadist Rasulullah tersebut. kebanyakan dari mereka lebih bangga mendapat bantua dari orang lain dari pada membantu orang lain. hal ini disebabkan karena mereka tidak mempunyai kesadaran berusaha sendiri,terlihat pada saat bencana alam dan ketika negara islam sedang mengalami masalah. cenderung mereka meminta pertolongan negara lain yang bukan negara islam.
selain itu mereka juga melalaikan ajaran islam untuk selalu bersedekah dan bershodaqoh.

novica mengatakan...

NOFICA ANDRIYATI
08480007


kebanyakan orang islam itu melupakan ajaran2 islam. seperti halnya hadist Rasulullah tersebut. kebanyakan dari mereka lebih bangga mendapat bantua dari orang lain dari pada membantu orang lain. hal ini disebabkan karena mereka tidak mempunyai kesadaran berusaha sendiri,terlihat pada saat bencana alam dan ketika negara islam sedang mengalami masalah. cenderung mereka meminta pertolongan negara lain yang bukan negara islam.
selain itu mereka juga melalaikan ajaran islam untuk selalu bersedekah dan bershodaqoh.

www.akhiens.blogspot.com mengatakan...

Asslmu Alaikum,

sahabat-sahabat ku, saya seaebagai mahasiswa yang juga mengambil jurusan PGMI di salah satu universitas di Malang, ingin bekerja sama dengan kalian yang saya anggap sudah lebih mengetahui tentang PGMI.
tlong kasih informasinya ya untuk lebih memajukan pendidikan khususnya d Madrasah Ibtidaiyah.