Minggu, Oktober 26, 2008

RUMPUN BURHANI

Rumpun Burhani dalam Studi Islam

Pengertian
lBurhan jamaknya barahin
lArtinya bukti, argumen

Sumber
lrealitas (al-waqi') baik dari alam, sosial, dan humanities.
lKarena itu, lebih sering disebut sebagai al-'ilm al-husuli. Yaitu, ilmu yang dikonsep, disusun dan disistematisasikan lewat premis-premis logika atau al-mantiq, bukannya lewat otoritas teks atau intuisi.
lPremis ini disusun lewat kerjasama antara proses abstraksi dan pengamatan inderawi yang sahih atau dengan menggunakan alat-alat yang dapat membantu dan menambah kekuatan indera seperti alat-alat laboratorium, proses penelitian lapangan dan penelitian literer mendalam. Peran akal dalam nalar epistemologi sangat besar sebab ia diarahkan untuk mencari sebab akibat

Peran Akal
luntuk mencari sebab musabab yang terjadi pada peristiwa alam, sosial, kemanusiaan dan keagamaan,
lMaka, akal pikiran tidak memerlukan teks-teks keagamaan.
lUntuk memahami realitas sosial keagamaan akan lebih tepat jika menggunakan pendekatan semacam antropologi, sosiologi, kebudayan, dan sejarah.
lFungsi akal lebih pada analisa dan menguji secara terus-menerus kesimpulan-kesimpulan sementara dan teori yang dirumuskan lewat premis-premis logika keilmuan.
lFungsi akal yang lebih bersifat heuristik ini dengan sendirinya akan membentuk budaya kerja penelitian, baik yang bersifat eksplanatif, eksploratif atau verifikatif

Pendekatan
lPendekatan nalar ini adalah filosofis dan saintifik.
lNalar ini lebih menekankan pada pemberian argumen dalam mencermati berbagai fenomena empirik sekaligus memberikan alternatif pemecahan.
lFenomena sosial dan alam tidak sekedar diterima sebagai hukum sunnatullah yang tiada makna, namun ia menuntut kreatifitas manusia untuk merenungkan tentang tujuan ia diciptakan dan apa manfaat yang dapat diambil oleh manusia.
lKarena itu, diperlukan pemikir yang berteologi qadariyah dengan pandangannya yang bebas, kreatif dan bertanggung jawab, bukan teologi jabariyah yang berpandangan bahwa manusia ibarat wayang yang cenderung kurang aktif memikirkan fenomena alam

Jenis Argumen
lJenis argumen dalam nalar burhani adalah demonstratif, baik secara eksploratif, verifikatif, dan eksplanatif.
lDalam nalar ini, lebih banyak dituntut untuk menunjukkan bukti dan penjelasan tentang suatu pemahaman atau fenomena.
lNalar ini dipenuhi dengan argumen yang bersifat pembuktian, deskripsi dan elaborasi tentang sesuatu.

Prinsip Dasar
lidrak al-sabab (nizam al-sababiyah al-thabit), prinsip kausalitas;
lal-hatmiyah (kepastian, certainty);
lal-mutabaqah bayn al-'aql wa al-nizam al-tabi'ah.
lPrinsip-prinsip tersebut berpandangan bahwa apa yang terjadi dalam realitas empirik dan fenomena alam pada dasarnya berlaku hukum sebab akibat.
lUntuk itu, untuk memahaminya diperlukan upaya untuk mencari akar penyebab dengan mengkaji penyebab dan akibat sekaligus, sebab akibat yang sama belum tentu penyebabnya sama. Sebaliknya, sebab yang sama belum tentu menyebabkan akibat yang sama

Disiplin Ilmu
lfalsafah,
lilmu-ilmu alam seperti fisika, matematika, biologi, dan kedokteran,
lilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, dan sejarah.

Implikasi Berpikir
lsistematis,
lobyektif,
lkritis,
lproaktif,
llogis

2 komentar:

habib rahman mengatakan...

pal,kmrn soalnya agak susah......

habib rahman mengatakan...

pak.kmrn soalnya susah...........